Curhat Editor In House: Penerjemah Molor

Sebenarnya hampir semua editor in house pernah mengalami kejadian seperti ini, tapi yang lain belum saya mintai izin untuk diposting di sini.

Alkisah, pada suatu tahun seorang editor ditunjuk sebagai penanggung jawab satu seri buku. Atasannya memberi beberapa nama penerjemah dalam daftar untuk dikontak. Singkat cerita, salah seorang yang menyatakan ‘sedang kosong’ (alias tidak ada jadwal) menyanggupi penerjemahan seri ini.

Buku pertama dan kedua diserahkan tepat waktu. Memasuki buku ketiga, mulai tersendat-sendat. Sebulan kemudian, sang editor menghubungi penerjemah bersangkutan. Jawabannya?

Ia mengaku menggunakan tim, dan membutuhkan waktu ekstra untuk meninjau ulang sebelum disetorkan ke penerbit.

Hasil diserahkan, ternyata harus disunting berat. Sang editor memutuskan untuk tidak menggunakan jasa penerjemah itu lagi.

Pelajaran: kepercayaan itu mahal.

2 commentaires sur “Curhat Editor In House: Penerjemah Molor

Répondre à admin rinurbad.com Annuler la réponse.